CERPEN BERJUDUL "ART HEALS" KARYA WULAN LESTARI KELAS XI-4
Ini aku Skyla,ayah memberiku nama itu karena beliau ingin aku seindah sky alias langit, cita-cita ku ingin menjadi seniman seperti ayah, dan ayah sangat mendukungnya.Namun,semuanya berubah.
Pada hari itu, aku menemui ibu Laskara di ruangannya.Ibu Laskara merupakan guru pembimbingku dalam ekstrakurikuler lukis.Ia menyuruhku untuk duduk dan bertanya alasanku menemuinya.
"Ada perlu apa Skyla?" tanya ibu Laskara dengan nada lembut,itu memang ciri khasnya.
"Saya ingin mengundurkan diri dari perlombaan lukis tingkat provinsi ini bu." kata ku dengan penuh perasaan takut.
Sebelumnya aku mengikuti perlombaan lukis tingkat kota dan aku menang maka dari itu aku menjadi salah satu finalis lomba lukis tingkat provinsi untuk mewakili kota tempat tinggal ku.
"Kenapa Skyla bukankah ini kesempatan emas bagimu? Dan jika kamu benar-benar mengundurkan diri itu akan berdampak pada akreditasi sekolah kita." ucap ibu Laskara dengan penuh kecewa.
"Maaf Bu, ini sudah menjadi keputusan saya, sekali saya minta maaf karena telah mengecewakan ibu!" Kata ku dengan kepala tertunduk kebawah kerena tidak berani menghadap ibu Lasakara yang menatapku dengan kecewa.
"Sekali lagi saya minta maaf Bu!" ucapku sambil beranjak dari tempat duduk lalu pergi meninggalkan Bu Laskara yang menetap ku dengan penuh tanda tanya.
Aku benar-benar tidak bersemangat sejak keluar dari ruangan ibu Laskara sejak pelajaran dimulai aku hanya diam dan merenung dan sesekali menangis. Sampai sudah waktunya pulang pun aku benar-benar berjalan dengan penuh rasa putus asa. Di tengah jalan menuju rumah, terbesit dalam otakku untuk tidak pulang dulu kerumah karena aku benar-benar tidak ingin pulang kerumah apalagi bertemu dengan ayah. Karena aku melepaskan mimpiku karenanya..
Kemarin setelah pulang sekolah aku melihat ayah di belakang rumah sedang membakar sesuatu dan itu tidak biasanya ayah bukanlah orang yang suka membakar sesuatu jika itu sampah sekalipun ayah selalu mengumpulkannya di tong sampah depan rumah dan truk sampah nanti akan mengambilnya.
"Apa yang ayah bakar?" ucapku dalam hati lalu mendekatinya untuk bertanya.
Namun tiba-tiba rasanya jantungku berhenti berdetak aku terdiam tidak mampu berkata-kata aku benar-benar diam membisu.
"Apa yang ayah lakukan?!" ucapku dengan gemetar melihat ayah membakar semua lukisanku begitu juga dengan alat-alatnya aku benar-benar tidak bisa menahan tangisku saat itu.
"Ayah membakarnya!" ucap ayah sambil menatapku.
Seketika tangisku pecah bahkan untuk bertanya mengapa ayah melakukan itu pun rasanya aku tidak punya tenaga.
"JANGAN PERNAH MELUKIS LAGI DAN JANGAN PERNAH BERCITA-CITA UNTUK JADI SENIMAN KARENA PEKERJAAN ITU TIDAK AKAN MEMBERIMU MAKAN NANTINYA!" bentak ayah dengan penuh amarah.
"Apa kau benar ayahku?! Ayah tidak seperti ayah yang ku kenal! kataku dengan nada gemetar.
"Ayah hanya tidak ingin kau hidup seperti ayah!! kata ayah dengan mata berkaca-kaca.
"Apa yang salah dengan hidupmu ayah?! selama ini kita hidup bahagia! lirihku sambil menahan tangis yang sebenarnya tidak bisa ku bendung lagi
"Kau lupa ibumu meninggal karena ayah tidak mampu membayar pengobatan ibumu ke luar negeri!
"Dan kau bertanya karena apa!! Karena ayah seoarang seniman yang gagal dan tidak berpenghasilan, uang hasil kerja sampingan ayah tidak cukup untuk membayar pengobatan ibu! kata ayah dengan suara yang lantang tapi terdengar seperti menahan tangis.
Mendengar itu hatiku rasanya sangat sakit luka atas kepergian ibu kembali kurasakan lagi dan melihat ayah merasa bersalah atas kepergian ibu membuatku tak bisa berhenti menangis.Mengapa ayah merasa bahwa kepergian ibu adalah kesalahannya, padahal ibu selalu berpesan padaku jika ia pergi nanti itu kerena Tuhan sangat menyayanginya dan tuhan tidak ingin ibu merasakan sakit yang terus-menerus. Dan di surga ibu akan kembali sehat dan ibu bisa mengawasi aku dan ayah dari surga. Itu sama sekali bukan kesalahan ayah. dan bagiku ayah bukanlah seniman gagal, ayah adalah seniman inspirasiku dan aku ingin hidup seperti dia melakukan hal yang kusukai seumur hidupku.
"Hidup ini Realistis Skyla kau tidak bisa hidup jika hanya melakukan hal yang kau sukai, kau harus berani melakukan hal yang tidak kau sukai agar bertahan di dunia ini! jangan jadi pengecut Skyla!
"kau tau banyak para pelukis dan seniman lainnya yang berhenti karena mereka tidak menghasilkan uang! Kau harus hidup sesuai realita!"
"Ayah akan memasukkan mu ke sekolah kedokteran dan untuk uangnya ayah akan usahakan!"
"Ayah membesarkan mu sendirian jadi Dengarkan kata-kata ayah, ayah hanya ingin yang terbaik untukmu! ucap ayah sambil melangkah meninggalkan ku.
Mengingat kejadian kemarin membuat ingin menangis lagi tapi meninggalkan mimpiku untuk jadi seniman sudah jadi keputusanku. Tak kurasa dari tadi aku merenung sambil berjalan aku melewati jalan yang salah ini jelas bukan jalan kerumah namun bukanya berbalik aku terus berjalan tanpa tau kemana aku akan pergi, karena aku tidak pernah pulang dengan berjalan kaki setiap hari ayah selalu mengantarku dan pulangnya aku naik bus ke rumah. Pemandangan disini sangat indah ada sungai besar dan jembatan besar yanga ada diatasnya dengan mobil-mobil yang berlalu lalang jembatan ini juga memiliki trotoar untuk pejalan kaki disini juga ada beberapa pedagang kaki lima yang sedang berjualan.Lalu disana aku melihat seorang wanita paruh baya yang sedang menjual lukisan sekaligus melukisnya disana tanpa basa-basi aku langsung menghampirinya.
"Itu lukisan yang indah nek." ucapku sambil memandangi beliau yang sedang melukis.
"terimakasih nak, kau menyukai seni juga?" tanya nenek pelukis itu.
"tentu! seni indah dan menenangkan." ucapku antusias
" benar sekali bagi nenek sendiri selain indah seni juga menyembuhkan, karena seni bisa jadi buku diary untuk seniman penciptanya." jawab nenek itu sambil melanjutkan lukisannya.
" kau ingin melakukannya juga?" tawar nenek pelukis itu pada ku dengan senyuman yang hangat sambil menyodorkan kanvas kecil dan kuas ke arahku.
"Kurasa aku tidak bisa melakukannya lagi nek." jawabku singkat
"Kenapa? bukankah kau menyukainya?" tanya nenek itu lagi
"Ayahku melarang aku melukis, ia berkata pekerjaan ini tidak akan memberiku makan nantinya." ucapku
" Mmmm sama seperti nenek dulu, nenek juga sempat mempertimbangkan lagi tentang pekerjaan ini karena keluarga nenek juga berpendapat seperti itu, tapi kau tau seiring waktu berjalan pada akhirnya kita hanya hidup untuk diri kita sendiri. Hal yang dapat menyembuhkan kita dari hiruk-pikuknya hidup ini adalah melakukan hal yang kita sukai." jelas nenek pelukis itu sambil memandangku
"melalukan dan menikmati hidup seperti yang kau dambakan adalah tujuan hidup di dunia ini, kenapa kau menjalani hidup yang tidak kau inginkan? hidup hanya sekali setidaknya lakukan lah hal yang kau inginkan. Kau lihat nenek sekarang ini, nenek hidup sederhana tidak kaya raya tapi setiap harinya rasanya nenek ingin hidup seribu tahun lagi,karena nenek menjalani hidup seperti yang nenek inginkan." Sambung nenek itu lagi.
Aku melihat dan mendengarkan nenek itu sampai air mataku tak terasa sudah membasahi pipiku aku langsung mengambil kanvas dan kuas yang dari tadi ditawarkan nenek itu, aku duduk di sebelah nenek dan melukis bersama beliau. Tak terasa matahari mulai tenggelam dan aku harus pulang aku pun berpamitan dengan nenek pelukis itu. Beliau tak akan pernah ku lupa karena berkat beliau aku merasa aku melihat harapan di jalanku lagi.Aku berusaha keras mengingat jalan menuju ke kompleks rumahku tak terasa ini hampir jam 9 malam dan syukurnya aku sudah tiba di halte bus dekat komplek rumahku, disana aku melihat seseorang berdiri tegap melihat ke arahku dengan raut wajah marah serta khawatir dan ia berlari ke arahku dan memelukku serat mungkin dan ia juga menangis. Dia adalah ayahku, aku membalas pelukan ayah karna sejujurnya aku sama sekali tidak pernah membencinya aku sangat mencintai ayah karena dia adalah satu-satunya orang yang kumiliki.
"ayah minta maaf nak, ayah macam apa yang berkata seperti itu pada putrinya.Kemarin ayah teringat kembali dengan kejadian kepergian ibu ayah trauma dan takut. Itu semua salah ayah tapi kenapa ayah malah melampiaskan ketakutan ayah akan masa lalu ayah kepada masa depanmu.ayah memang seorang pecundang." ucap ayah dengan tangis yang pecah.
"Aku mengerti ayah, aku mohon jangan pernah menganggap bahwa kepergian ibu adalah salahmu. Ibu selalu berkata padaku jika ibu pergi itu berarti Tuhan sangat mencintai ibu dan tuhan tidak ingin ibu merasakan sakit yang terus berkelanjutan.Jika ayah merasa itu salah ayah pasti ibu disana sedih. Karena aku percaya ibu akan selalu mengawasi kita dari surga." jawabku sambil memeluk ayah.
Ayah melihat ku sambil mengangguk dan berkata "Kau benar nak bahkan putri ayah sekarang lebih dewasa daripada ayah."
"Ayah salah karena melarangmu mengejar mimpimu, ayah minta maaf." ucap ayah
" apa sekarang ayah kembali merestuiku untuk jadi seorang seniman? tanyaku dengan senyuman hangat yang terukir di wajahku
"tentu! semua demi putri ayah, jika ayah seorang seniman gagal maka ayah tidak akan membiarkan putri ayah mengalami hal yang sama. Putri ayah harus jadi Seniman hebat!" ucap ayah dengan penuh semangat.
"Terimakasih ayah, ayah adalah ayah yang paling hebat yang pernah ada!" ucapku gembira.
"Besok ayah akan menemanimu bertemu dengan ibu Laskara agar kau tetap jadi finalis untuk lomba lukis itu." kata ayah sambil mengusap air mata di pipiku.
"Benarkah?. Mmm ayah aku sedikit lapar."kataku sambil kami berjalan menuju rumah.
"Apa yang putri ayah ingin makan? ayah akan masak sekarang juga! ucap ayah dengan semangat
"Aku ingin sup buatan ibu!" ucapku
" Skyla??...." ucap ayah kaget dan sedikit sedih mendengar jawabanku karena teringat ibu.
"Hahahaha Ayah aku bercanda, suap buatan ayah maupun ibu sama enaknya!" ucapku tersenyum hangat pada ayah
Ayah tersenyum lega padaku dan berkata "Baiklah ayo buat sup ter-enak yang pernah ada untuk putri kesayangan ayah!"Ucap ayah lantang sambil meraih tanganku.
Kami berjalan pulang menuju rumah kami. dengan perasaan senang dan lega. Dalam hati aku berkata aku mencintai ayah lebih dari apapun di dunia ini.
"KAU TIDAK PERLU HIDUP SEPERTI EKPEKTASI
ORANG LAIN, HIDUPLAH SEPERTI KEINGINANMU
MAKA KAU AKAN MERASAKAN INDAHNYA DUNIA INI.
TAK PERLU TERLIHAT HEBAT DIMATA ORANG LAIN
NIKMATI HIDUPMU DAN HIDUPLAH UNTUK
1000 TAHUN LAGI.
KARENA YANG AKAN MENYEMBUHKANMU
DARI LIRIH-NYA DUNIA
ADA PADA DIRIMU SENDIRI."
Karya :”Wulan Lestari”
kelas XI-4
Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
Cerpen Berjudul Momentum Terindah Karya Nirwana Harahap XII-5 Pemenang 2 Lomba Cerpen Antar Kelas Bertema Hari Guru
Momentum Terindah Waktu akan terasa melambat ketika kita sedang menunggu sesuatu tujuan yang belum tercapai oleh kita, tetapi ada beberapa menganggap
Cerpen Berjudul Pelita Hati Karya Wulan Lestari XII-4 Pemenang 1 Lomba Cerpen Antar Kelas Bertema Hari Guru
Pelita Hati Di sebuah sekolah ditengah perkotaan, Yura duduk di bangku paling belakang, tepat di samping jendela yang menghadap ke taman. Hembusan angin siang mener
Cerpen Berjudul "Insecure" Karya Neffy Feliska Kelas XI-4
Insecure Di sebuah desa yang indah dan asri hiduplah seorang gadis yang penuh cerita, penuh semangat, dan dia dijuluki si pemilik hati yang baik .namun di sis
Cerpen Berjudul Persahabatan Tanpa Batas Karya Ingatan Sutraman Kelas XII-3
Persahabatan Tanpa Batas Ingatan Sutraman XII-3 Di sebuah desa kecil bernama angkola barat ada enam sahabat yang selalu bersama dalam suka maupun duka. Mada
Cerpen Berjudul "Maaf" Karya Fauziah Meylani Kelas XI-5
Maaf Fauziah Meylani Di sebuah kota kecil yang tenang, tinggal seorang pemuda bernama Dimas. Dimas adalah seorang yang sederhana, bekerja sebagai penulis lepas. Ha
Cerpen Berjudul "Pagi yang Berbeda" Karya Fauziah Meylani Kelas XI-5
Pagi yang Berbeda Fauziah Meylani XI-5 Hari pertama masuk sekolah selalu menjadi momen yang mendebarkan bagi banyak siswa, tidak terkecuali bagi Arif, seorang sisw
Sebuah Cerita Pendek Berjudul "Setiap Detik Adalah Kesempatan" Karya Ahmada Nuari Kelas XI-5
"Setiap Detik Hidup adalah Kesempatan" karya Ahmada Nuari XI-5 Mia adalah seorang wanita muda yang hidup di tengah-tengah keluarganya dengan penuh perjuangan. Terlahir da
Cerita Pendek dari Fauziah Meylani Kelas XI-5
“MINDSET“ Fauziah Meylani Aku adalah Hana Putri Dewi, seorang anak bodoh yang lahir di keluarga kaya. Aku tidak menyangkal bahwa aku memang malas belaj
“Harapan Hana” Cerita Pendek dari Qori Saulina XI-5
Malam yang hangat ditemani keluarga besar, menyaksikan keindahan letusan kembang api di langit yang gelap. Perayaan tahun baru yang dirayakan satu kali satu tahun i
CERPEN BERTEMA HOROR KARYA "KEYLA SALSABILA" KELAS XI-5
Kuntilanak di Rumah Kos Dina selalu merasa ada yang janggal dengan kamar kos barunya. Rumah kos tua itu terletak di ujung gang, jauh dari keramaian. Sewanya murah, dan ka